Saturday, July 9, 2011

KRL Ekonomi Bagi Rakyat Kurang Mampu?















Himbauan untuk tidak menggunakan KRL Ekonomi bagi masyarakat yang mampu dipasang di setiap stasiun. Tapi apakah ini efektif???

Mulai tanggal 2 Juli 2011 tepatnya sih 30 Juni 2011, KRL Express Jabodetabek ditiadakan. Yang ada KRL Commuter Line (nama lain dari KRL AC Ekonomi) dan KRL Ekonomi. Janji yang diberikan dari pihak KAI, bahwa jadwal Commuter Line ini tiap 10 menit sekali memasuki stasiun. Jadi kita tidak perlu khawatir kalau tertinggal kereta sebelumnya, karena kita yakin 10 menit berikutnya akan ada kereta lagi. Tidak ada lagi susul menyusul kereta seperti yang dilakukan kereta Express.

Awalnya tarif Commuter Line Depok-Jakarta/Tanah Abang Rp9000,- (membuat saya bertekat untuk naik motor ke kantor setiap hari). Tetapi berkat perjuangan para KRLmania, tarif diturunkan menjadi Rp6000,- (ini yang membuat saya kembali menjadi anker alias anak kereta).

Tapi apa daya, janji tinggalah janji. Commuter Line yang dijanjikan tiap 10 menit sekali ada jadwalnya, ternyata sering juga mengalami keterlambatan. Malahan, kereta penuh sesak. Karena kalau saya bandingkan dengan jadwal saat ada kereta Express, Commuter Line jumlahnya lebih sedikit. Banyak Jadwal yang dikurangi :(.

Saya ambil contoh untuk kereta sore (jam pulang kantor) jurusan Tanah Abang - Depok. Untuk jadwal sebelum 2 Juli 2011, kita bisa naik 4 kereta antara jam 5 sore sampai jam 6 sore :
1. Express jam 17.10
2. Express jam 17.20
3. AC Ekonomi jam 17.40
4. Express jam 17.55

Tapi setelah semua diganti Commuter Line, hanya ada 2 kereta antara jam 5 sore sampai jam 6 sore:
1. Commuter Line (AC Eko) jam 17.13
2. Commuter Line (AC Eko) jam 17.25

Bagaimana penumpang tidak penuh sesak, jadwal yang sebelumnya ada 4 kereta menjadi 2 kereta. Padahal jumlah penumpang tidak berkurang bahkan bertambah.

Kalau Commuter Line penuh, lalu alternatif apa yang digunakan? Pasti memilih KRL Ekonomi. Karena toh sama2 penuh. Lucunya himbauan diberikan oleh PT KAI, tapi tidak memberi solusi malah mempersulit penumpang KRL. Lalu buat apa himbauan itu?

Saya ambil contoh lagi untuk jam 09.50 sampai jam 10.40 siang (Jadi ketahuan khan jam kerja saya :p). Kereta yang lewat untuk jurusan Depok - Jakarta adalah kereta Ekonomi, tanpa ada kereta Commuter Line. Apakah penumpang harus menunggu selama hampir 1 jam untuk naik kereta? Dan saya pastikan untuk kereta Commuter Line jam 10.45 penuh sesak :p

Kalau memang krl Ekonomi adalah kereta subsidi pemerintah untuk masyarakat tidak mampu, maka sebaiknya commuter line diperbanyak. dan jadwalnya benar2 tiap 10 menit sekali. Karena untuk saya pribadi, saya malas menggunakan krl ekonomi. Bagaimana tidak, untuk mengangkat telepon atau sms saja harus berpikir 2 kali. Apakah saya yakin akan aman menggunakan telepon saya :(. Tapi kalau commuter line tidak ada, ya terpaksa menggunakan krl ekonomi dan cuek saja membaca spanduk himbauan PT KAI, malah merasa geli sendiri setiap membacanya :). Karena toh saya juga tidak tahu standar yang disebut masyarakat mampu dan masyarakat tidak mampu di negeri ini. Kemungkinan juga saya termasuk masyarakat yang tidak mampu :p

No comments: